topbella

Senin, 12 Januari 2015

Kisah Seekor Burung

Seekor burung tampak lemas karena didera dahaga
Nafasnya terengah-engah
Lalu dia melihat intan di sebuah taman
Sebab teramat dahaga
Burung tolol itu seperti melihat air
Karena tetap menyangka intan itu adalah air

Burung itu mematuk intan
Yang tak mungkin membasahi batang lehernya
Maka berkatalah sang intan
Hai, budak nafsu yang kosong
Telah kau patuk aku dengan paruhmu, tapi aku bukan titik air
Aku tak mungkin memberikan minum
Aku tak mungkin dapat menghidupi siapapun
Kau melukai diriku, gila kau ini !
Kehidupan yang menjelmakan pribadi asing bagimu
Airku akan menggetarkan paruh2 burung
Lalu membunuh kehidupan

Burung itu tak menginginkan sang intan
Dia berlalu dari batu permata itu
Dengan perasaan kesal
Siulnya Cuma jadi keluh kesah

Setitik embun di dahan bunga mawar
Berkilauan bagai air mata bulbul
Karena mataharilah kilaunya itu
Maka gemetar dirinya karena takut pada matahari
Gelisah resah bintang yang baru lahir
Yang sekejab kan padam, karena gairah dipantau
Kerap tertipu oleh apa didapatnya dari hidup ini
Lihatlah kini dia tergantung, sebentar hendak jatuh
Seperti air mata orang bercinta sebab kehilangan kekasihnya

Burung yang kesal itu
Lalu melompat di bawah pohon mawar
Kemudian titik embun itu menetes di paruhnya

Wahai kau yang hendak melepaskan diri dari musuh
Aku bertanya kepadamu
Apakah kau titik air atau intan?
Bila burung hangus dalam api dahaga
Masih dimilikinya hidup yang lain
Titik embun itu tak padu seperti intan
Sebab intan tak seperti embun
Intan jelas bentuknya
Maka jangan sejenak pun abaikan pribadimu
Padatkan air perakmu jadi batu perak
Ciptakan nyanyian dari dawai kepribadian
Wujudkan rahasia-rahasia kepribadian !

Puisi Muhammmad Iqbal dalam Asras I Khudi, ditulis dalam bahasa Persia

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

 
Evergreen Diary© DiseƱado por: Compartidisimo